Selasa, 28 April 2009

PERDEBATAN-PERDEBATAN DALAM AL QUR’AN

  1. Defenisi jadal al qur’an
    1. Jadal

Kata “jadal” atau “jidal” menunjuk pada pengertian perdebatan atau diskusi, sehingga jadal berarti saling tukar pikiran atau pendapat dengan jalan masing-masing berusaha berargumen dalam rangka untuk memenangkan pikiran atau pendapatnya dalam suatu perebatan yang sengit. Asal kata jadal ini adalah “jadaltu al habla” artinya aku mengokohkan pintalannya, seakan-akan kedua belah pihak yang berdebat itu mengadakan permintalan otaknya.[1]

Allah menyebutkan dalam al qur’an bahwa suka berdebat itu merupakan tabiat manusia[2].

Allah menyebutkan kata jadal dalm al qur’an sebanyak 29 kali yang tersebar pada 16 surat dalam 27 ayat, yaitu pada surat:Al-nisa’:109 dan Huud:32 masing-masing dua kali; Al-baqarah:197, Al-nisa’:107, Al- an’aam:121, Al-a’raf:71, Al-anfaal:6, Huud:74, Al-ra’d:13, Al-nahl:111,125, Al-kahfi:54,56, Al-hajj:3,8,68,

Al-ankabuut:46, Luqman:20, Ghafir:5,4,25,56,69, Al-syuraa:35, Al-zukhruf:58, Al-mujadalah:1 masing-masing satu kali.

Istilah-istilah yang dapat dipandang sebagai padanan dari kata jadal ini adalah kata “al munazharah, al muhawarah, al munaqasyah, dan al mubahatsah” istilah-istilah ini mengacu pada hal yang sama yaitu untuk menjelaskan suatu permasalahan. Hanya saja jadal lebih menekankan pada kemenangan, dan pada saat yang sama kekalahan bagi pihak lawan debat.

b. Al qur’an

Alqur’an adalah kalam Allah SWT yang merupakan mukjizat yang diturunkan kepada nabi muhammad SAW dan diriwayatkan secara mutawattir serta merupakan ibadah membacanya.

Dengan demikian jadal alqur’an adalah pembuktian-pembuktian serta pengungkapan dalil-dalil yang terkandung di dalamnya, untuk dihadapkan pada orang kafir dan mematahkan argumentasi para penentang denagn seluruh tujuan dan maksud mereka, sehingga kebenaran ajaran-Nya dapat diterima dan melekat di hati manusia.

2. Metode al qur’an dalam berdebat

Sebelum menjelaskan metode al qur’an dalam berdebat, akan dijelaskan terlebih dahulu cara yang disuruh oleh Rasulullah dalam berdebat

Dengan demikian jelaslah bahwa Allah membolehkan(menyuruh) mendebat orang musyrik dan ahli kitab dengan cara yang baik, yang dapat melemahkan pikiran dan sikap mereka yang kasar itu.

Sedangkan metode-metode al qur’an dalam berdebat adalah:[3]

a. Al ta’rifat

Allah SWT secara langsung memperkenalkan diri-Nya dan ciptaan-Nya sebagai pembuktian akan wujud dan kemahakuasaan-Nya. Karena Allah tidak terjangkau oleh indera manusia, maka dengan mengungkapkan hal-hal yang bisa ditangkap indera manusia, manusia akan mampu memahami wujud dan kekuasaan Allah.

b. Al istifham al taqriri

Dalam bentuk ini Allah mengajukan pertanyaan langsung dengan penetapan jawaban atasnya. Pertanyaan tentang hal yang sudah nyata diangkat lagi lalu disertai dengan jawaban yang merupakan penetapan atas kebenaran yang sudah pasti.

Prosedur ini dipandang oleh para ahli ulum al qur’an sebagai cara yang ampuh sekali. Sebab dapat membatalkan argumen atau jidal para pembantah.

c. Al tajzi’at

Dengan prosedur ini Allah mengungkapkan bagian-bagian dari suatu totalitas secara kronlogis yang sekaligus menjadi argumentasi dialektis untuk melemahkan lawan danmenetapkan suatu kebenaran. Masing-masing dapat berdiri sendiri untuk sebagai bukti untuk membuktikan kebenaran yang dimaksudkan. Prosedur jadal seperti ini nampak dalam perkataan Allah:

d. Qiyas al khalaf

Dalam bahasa indonesia ini disebut dengan analogi terbalik. Dengan prosedur ini kebenaran ditetapkan dengan membatalkan pendapat lawan yang berkebalikan atau berlawanan.

e. Al tamsil

Allah mengungkapakan perumpamaan bagi suatu hal. Dengan perumpamaan itu dimaksudkan agar suatu kebenaran dapat dipahami secara lebih tepat dan lebih mudah, lalu lebih melekat di sanubari lawan.

Seperti firman Allah dalm surat Al-baqarah ayat 259.

f. Al muqabalat

Al muqabalat adalah mempertentangkan dua hal yang salah satunya memiliki efek yang jauh lebih besar dibanding dengan yang lainnya. Seperti mempertentangkan antara Allah SWT dengan berhala yang disembah oleh orang-orang kafir.

Mana’ul Quthan dalam bukunya mabaahist fi ulum al qur’an menjelaskan bahwa metode atau cara-cara yang digunakan al qur’an dalam berdebat adalah:

a) Allah menyebutkan ayat-ayat kauniyah agar dijadikan dalil bagi sendi-sendi akidah. Seperti firman Allah dalam surat Al-baqarah:21-22

b) Menantang para penentang dengan cara:

1) Menetapkan pembicaraan dengan jalan istifham

2) Mengemukakan dalil-dalil bahwa Allah adalah tempat kembali

3) Membatalkan tuduhan lawan dalam bersengketa dan tetap melawannya

4) Sabru dan taqsim, yaitu mempersempit sifat-sifat, membatalkan, dan menjadikan yang satu sebab bagi yang lain. Sepaerti firman Allah dalam surat Al-an’am:143-144

5) Mengalahkan lawan dengan cara menjelaskan bahwa tuduhan yang diajukannya itu tidak seorangpun yang mengetahuinya.

Sedangkan menurut imam As-Suyuthi, metode al quran dalam mendebat adalah mengikuti kebiasaan orang Arab, bukan mengikuti ahli filsafat[4].

3. Macam-macam jadal al qur’an dan maudhu’nya

A. Macam-macam jadal al qur’an

Secara umum, jadal al qur’an dapat dikelompokkan dalam dua kategori:[5]

I. Jadal yang terpuji(al jadal al mamduh)

Jadal ini adalah suatu debat yang dilandasi niat yang ikhlas dan murni dengan cara-cara yang damai untuk mencari dan menemukan kebenaran. Contoh dari jadal jenis ini ada pada surat Al-qashash:48-50.

II. Jadal yang tercela(al jadal al madzmum)

Jadal ini adalah setiap debat yang menonjolkan kebathilan atau dukungan atas kebathilan itu,contohnya dalam al qur’an:

Jadal al madzmum ini ada yang dilakukan dalam bentuk debat tanpa landasan keilmuan[6]

B. Maudhu’ jadal dalam al qur’an

Al maa’iy mengkategorikannya kedalam enam kelompok:

Ø Jadal dalam penetapan wujud Allah(QS. Al-jatsiyah:24-28)

Ø Jadal tentang penetapan keesaan Allah(QS. Al-anbiya’:22)

Ø Jadal tentang penetapan risalah(QS. Nuh:1-3)

Ø Jadal tentang kebangkitan dan pembalasan(QS. Al-mukminun:81-83)

Ø Jadal tentang tasyri’at(QS. Al-nahl:36)

Ø Jadal tentang tema lain. Seperti jadal musa dan khidir,jadal antara orang sabar yang miskin dan orang kafir yang kaya, dsb.

4. Tujuan jadal al qur’an

Tujuan yang dapat diambil dari ayat-ayat yang mengandung jadal antara lain:[7]

v Untuk menangkis dan melemahkan argumentasi-argumenrasi orang kafir

v Jawaban Allah tentang pembenaran akidah dan persoalan yang dihadapi rasul

v Layanan dialog bagi orang yang benar-benar ingin tahu,kemudian hasilnya itu dijadikan pegangan dan semacamnya, seperti jawaban Allah atas kegelisahan Nabi Ibrahim

v Sebagai bukti dan dalil yang dapat mematahkan dakwaan dan pertanyaan-pertanyaan yang muncul di kalangan umat manusia,seperti dialog Nabi Musa dengan Fir’aun(QS. Al-syu’araa:10-51)



[1] Mana’ul quthan:pembahasan ilmu al qur’an(Jakarta:Rineka Cipta,1995)hal.132

[2] ibid

[3] Al-ulama.net

[4] As-suyuthi,apa itu al qur’an(jakarta:gema insani press,1996)hal.139

[5] Al –ulama.net

[6] Yusuf Qardawi:al qur’an bicara tentang akal dan ilmu pengetahuan(jakarta:Gema Insani,1998) h.152

[7] Al-ulama.net

Kamis, 08 Januari 2009

THE IMPORTANT OF ISLAMIC EDUCATION

Nowadays there are many problem of community, such as:jouvenile deliquency, drugs, free sex, until corruption, and most doers of these problems are teenagers and adults moeslem.

The cause of these problems because they never get the islamic education or they ever got but they never practice their learning.

And now, what is the meaning of islamic education?

Islamic education is state of being situation of education based on he teaching of islamic role, so, it is a prosess to create the situation of education conform to islamic role and applicate it in learning.

There are 4 importance of islamic eduation:

v The importance of islamic education for individualisme.

§ Create briliant and religius person

In islamic education, the student not only learn the subject of his religion but also the subject of general school, and it can balance the understanding of general leson with the religius subject. So, student not only capable in general subject but also in religion subject.

For example: there are many leaders of political party in our country was coming from islamic school

§ Enrich the understanding of religion’s role

Everyone who always gets the lesson of his religion will gets much understanding of it

§ Up the faith of someone and firm his aim

the purpose of islamic education is growing up the faith of its followers and firm the aim of him that islam is the best religion in the world

v The importance of islamic education for family

Islamic education has the essential part for family, such as:

§ Create the harmony family

Islamic role teaches it’s follower to be gentle, mercy, and love each other. So, they never do violence in the family. Nowadays, how many family has broken cause of the violence? And hao many childrens became the victim of that? It’s uncountable

§ Creat the religious children by giving the role of

Islam since chilhood.

v The importance of islamic education for religion

§ Save the folowers of islam from the influence of

Another religion

§ Countinue the exsistency of islamic folowers in

The world.

v The importance of islamic education for nation

§ Create new young religious generation who will

Bring and exort our nation from the moral destruction

§ Less the jouvenille deliquency in our nation

If young generation gets the islamic education, they wil not be trapped in jouvenille deliquency, such as: drugs, free sex, lasyness, gambling, and drunk. Can we imagine, how big contribution they can give to tha nation? It’s also uncountable.

So, islamic education has the big role for the nation.